BAGAIMANA MENGEMBANGKAN POTENSI DIRI DALAM MERAIH SUKSES DI DUNIA KERJA
Siapa yang tidak ingin sukses dalam menempuh hidup ini? Semua orang berharap
dapat meraih sukses. Hanya saja sukses tidak akan datang secara tiba-tiba.
Perlu usaha dan kerja keras untuk meraihnya.
Soal kesuksesan, B.S Wibowo membaginya menjadi dua. Ada yang bersifat jangka
panjang dan ada yang bersifat jangka pendek. Sukses yang bersifat jangka
panjang (long term success) adalah kesuksesan di negeri akhirat.
Sedangkan sukses yang bersifat jangka pendek (short term success)
adalah kesuksesan di dunia. Sukses di dunia dan di akhirat adalah sesuatu
yang tidak bisa dipisahkan. Bagaikan dua sisi mata uang yang tidak akan bermakna jika salah
satu sisinya hilang.
Dunia adalah tempat menanam. Barangsiapa ingin mendapatkan sukses di
negeri akhirat, maka harus menyiapkan diri ketika di dunia dengan banyak
berbuat amal kebajikan. Makanya dalam setiap doa, kita selalu bermunajat
kepada Allah SWT: “Ya Tuhan Kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan
di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka.”
TRUSTCO adalah sebuah lembaga manajemen terapan yang memfasilitasi
berbagai program pengembangan sumber daya manusia (SDM) lewat pelatihan,
konsultasi, dan seminar. Saat ini diseluruh Indonesia sudah terdapat enam belas
cabang, termasuk di Pontianak. BS Wibowo sendiri sebagai direktur TRUSTCO Indonesia.
Bersama rekan-rekannya di TRUSTCO, BS Wibowo mencoba memformulasikan gagasan
pengembangan SDM. Hasilnya? Lahirlah apa yang mereka sebut “Model TRUSTCO”
yang mengembangkan potensi SDM dengan berbasis pada Spiritual, Emosional,
Intelektual, dan Fisik sehingga mereka dapat mengelola dan memanfaatkan teknologi
untuk mengubah masa depan menuju masyarakat madani.
Jadi disini, ada penambahan satu komponen yaitu fisik. Kalau dulu orang beranggapan
bahwa orang-orang sukses (khususnya sukses di dunia) adalah mereka yang memiliki
kecerdasan intelektual (IQ). Tapi akhirnya, legenda IQ kemudian tumbang ketika para
pakar psikologi dan manajemen menemukan fakta baru bahwa kesuksesan seseorang
lebih tergantung oleh kualitas emosinya (EQ).
Intinya, untuk sukses orang tidak cukup cerdas secara intelektual, tapi juga emosinya.
Akan tetapi belakangan, ternyata aspek kecerdasan spiritual mencuat menjadi
pembicaraan hangat. Buku-buku seputar spiritual quotient pun banyak bermunculan.
Mengapa? Tak lain karena kecerdasan spiritual turut menentukan kesuksesan seseorang.
Kekuatan spiritual akan mendorong seseorang bekerja dengan ikhlas, kebersihan orientas
i dan tujuan. Kekuatan spiritual juga menjadikan seseorang memiliki arah atau tujuan pribadi
yang kuat dan benar. Bahkan, Zohar dan Marshall mengatakan bahwa spiritual quotient
memberikan kita kemampuan membedakan, memberi kita rasa moral, dan kemampuan
menyesuaikan aturan kaku dibarengi dengan pemahaman dan cinta.
Lalu, kenapa BS Wibowo dan rekan-rekannya menambahkan aspek fisik? Ternyata
kekuatan fisik merupakan tempat bersemayamnya kecerdasan spiritual, emosional,
dan intelektual seseorang. Sebagaimana pernah juga dituliskan Anis Matta, Lc dalam
bukunya “Membentuk Karakter Muslim”, bahwa kondisi fisik sangat mempengaruh
i kondisi jiwa atau emosi seseorang. Orang yang sakit tentu cenderung murung, sedih,
atau tidak bersemangat. Tetapi sebaliknya, orang sehat cerderung gembira dan bersemangat.
Karena itu, Islam sangat menganjurkan orang untuk menjaga kondisi yang fisik. Dalam
sebuah hadist yang diriwayatkan Imam Muslim dinyatakan bahwa “Muslim yang kuat
lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari pada muslim yang lemah.” Dalam buku ini,
Bowo-begitu sapaan akrab penulis-membagi pengembangan sumber daya manusia
menjadi tiga wilayah. Pertama adalah manajemen diri, yaitu mengembangkan potensi
spiritual, emosional, intelektual, fisik dan menguasai teknologi terapan pada berbagai bidang
yang kita butuhkan.
Potensi itulah yang kemudian digunakan untuk mengubah kondisi eksternal
menjadi peluang yang menguntungkan kita, yaitu kesuksesan dunia dan akhirat.
Pada wilayah ini, menurut Bowo, kata kunci suksesnya adalah Integritas, dan puncak
sukses posisi kita berupa karakter “shalih”. Integritas bermakna utuh. Orang yang punya
integritas berarti memiliki kepribadian yang utuh, yaitu kesatuan antara keyakinan, ucapan
dan tindakan. Ia melakukan apa yang diucapkan dan diyakini. Integritas merupakan wujud
dari sehatnya prinsip moral; sifat keutamaan yang tidak membusuk, terutama dalam
hubungan kebenaran dan perlakuan adil, kejujuran, ketulusan dan keikhlasan.
Orang yang memiliki Integritas, kata Bowo, akan bertindak secara konsisten dan
istiqomah. Konsisten dengan apa yang telah diputuskan benar. Semua tindakannya
di atas keyakinan dan kesadaran yang utuh. Tidak reaktif dan responsif. Dari sinilah
kemudian lahir orang-orang shalih, yang taat dan sungguh-sungguh dalam menjalankan
ibadah dan pengabdian dari apa yang diyakini.
Tahap kedua yaitu manajemen tim. Disini bagaimana kemampuan kita dalam melakukan
komunikasi untuk menyampaikan ide dan mempengaruhi mereka. Kata kunci sukses
pada wilayah ini adalah bekerja dengan sinergi. Hidup ini harus sinergi dan menghasilkan sesuatu yang positif.
Dan puncak sukses posisi kita adalah sebagai pemimpin. Dalam hal ini, Bowo menyataka
n bahwa kesuksesan diri kita dalam hidup bergantung pada kemampuan kita hidup bersinergi
dengan orang lain dimanapun kita berada. Dengan kata lain, kesuksesan hidup diraih jika kita
mampu menyinergikan kebutuhan keluarga, tim kerja dan kemampuan hidup kedepan. Sebab
sebagaimana kita pahami, bahwa sinergi adalah kerja sama orang atau organisasi yang hasil
keseluruhannya akan lebih besar daripad
a hasil yang dicapai dengan bekerja sendiri-sendiri.
Dan terakhir, manajemen lembaga, yaitu bagaimana kemampuan kita dalam bekerja di lembaga.
Kita harus mampu mengelola sistem organisasi dan manajemen kelembagaan kita, yaitu
arah dan strategi transformasi organisasi. Menurut Bowo, desain arah dan strategi akan
berjalan jika kita memiliki sumber daya, sehingga kemampuan menyiapkan dan mengelola
sumber daya yang kita butuhkan menjadi sangat vital. Makanya Bowo kemudian berpendapat
bahwa kata kunci sukses pada wilayah ini adalah teknologi, dan puncak sukses posisi kita adalah
menjadi pribadi yang profesional. Jadi, model yang dikembangkan Bowo dan rekan-rekannya di
TRUSTCO yang disajikan dalam buku ini pada akhirnya adalah bagaimana seseorang bisa sukses
mengembangkan diri, tim dan lembaga.
Bila dikaitkan dengan empat komponen tadi, yaitu agar potensi atau kekuatan spiritual,
emosional, Intelektual dan fisik itu mampu melahirkan kerja-kerja yang ikhlas, mawas,
cerdas, keras dan tuntas. Selain itu, membaca buku ini akhirnya menghantarkan kita pada
suatu kesadaran dan kesimpulan bahwa hidup ini akan lebih bermakna jika kita menjadi
orang shalih, panjang usia, banyak kebaikan untuk orang lain, mandiri, bahagia, dan sukses dunia akhirat
Buku : Sharpening Our Concept and Tools. Kiat Praktis Manajemen Pengembangan SDM
untuk Pribadi, Tim dan Lembaga dalam Meraih Sukses Dunia Akhirat. Pengarang : B.S Wibowo,
dkk Penerbit : Nuansa, Bandung 2002 Tebal : 520 + xvii Halaman Peresensi : Hamdani
Ada beberapa hal yang menurut penelitian dan pengalama saya yang bisa menghambat
kesuksesan dalam dunia kerja, diantaranya yaitu:
* Bayak Makan → Sedikit bertindak
Hal ini adalah hal yan menyenabkan kemalasan seseorang dalam melakukan sesatu kegiatan,
dimana sepert kita ketahui orang yang banak makan akan malas melakukan aktifitas karena
tergangu denganpert yang penuh dengan makanan. Sehingga hal yang dilaukan hnya duduk
dengan dalih perut begah dan akhirnya tidur dengan perut penuh terisi makanan. Hal ini sangat
merugikan diri anda, baik secar kesehatan maupun kesuksesan yang anda raih, karena waktu
anda akan terbuang sia-sia dan selanjutnya setiap pekerjaan yang anda lakukan akan sulit untuk
anda memulai kerjakan.
* Banyak Tidur → Sedikit Berfikir
Hal ini sering dilakukan banyak orang dikala seusai meakukan aktifitas. Buktinya adalah kita
sering jumpai kemacetan lalu lintas yang sering terjadi di daerah ibu kota Jakarta, mungki
di sebaban karena kurang disiplinya para pengguna jaln dalam menggunakan waktunya
karena orang yang masuknya jam 8 pagi dan yang 10 pag menggunakan saranajalan dengan
waktu yamh sama dengan jumlah yang banyak sehingga timbullah kemacetanlalu lintas. Itu salah
satu hala yang akan kita dapatkan ketika kita terlalu banyak tidur. Jika seseorang
terlalu banyak tidur akan menyebabkan otak menjadi kurang bekerja dengan maksmal
sehingga badan akan lemas dan yang terjadi anda akan selalu mengantuk. Hal ini akan
menghambat pekerjaan anda yang berujung kepada kegagalan anda meraih sukses.
* Menunda-nunda pekerjaan
Hal ini juga sering kali kita lakukan ketika sedang banyak waktu luang. Jusru di waktu
luang itulah kita bisa melakukan kegiatan yang lebih positif atau waktu yang tepat untuk
menyusun agenda-agenda besar anda dalam memproleh kesuksesan.
* Bergaul denga teman yag kurang baik
Hal ini adalah hal yang sering kali kita baru menyadarinya ketika kita sudah mendapat
kerugian dari pertemanan yang kita jalani. Dan tidak sedikit orang yang jatuh kepada
kegagalan akibat hal ini. Agar kita terhindar dari hal ini sebaiknya kita harus mengetahu
i dulu karakter teman yang akan berteman dengan kita dan seharusnyalah kita harus
mempunyai benteng penbatas agar kita tidak terjerumus dengan hal-hal yang negative
. Kalau di tulis sebagai rumus adalah “Jauhi sifatnya, bukan orangnya”
* Sendirian, gak ada kerjaan, akhirnya….
Hal ini pasti pernah kita alami misalnya lagi liburan, ada acara keluarga dan lail-lain.
TGi tambah semua tugas sudah selesai di kerjakan.Bila kita dalam situasi ini sering
kali setan membisikan hal-hal yang megatif kepada kita agar kita melakukannya pada
saat rumah sedang sepi dan kita hanya sendirian. Banyak dari hal ini semangat yang kita
punya tadinya akhirnya hilang seketika akibat kita lebih mementingkan bisikan setan tersebut.
Hal ini biasabya sering terjadi pada remaja. Untuk mencegah hal ini terjadi sebaiknya
sibukkanlah diri kta denga satu hal kegiatan yang positif agar tidak mncul pikiran hal-hal
yang negative dalam pikiran kita dan sebaiknya kita berkumpul dengan orang-orang
yang membutat kita semangat dalam melakukan hal yang positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar